Selasa, 15 Desember 2009

20 Tahun Bekerja Jadi Tukang Sapu


Selasa, 15 Desember 2009 (Republika)

Oleh: Erik Purnama Putra

Di saat pukul 5 pagi orang masih terlelap di dalam rumah, Hariyadi (42 tahun) pada jam segitu malah sudah sibuk bekerja hingga pukul 2 siang. Hebatnya, pria asal Kediri tersebut bekerja menyapu dan membersihkan segala kotoran, baik sampah maupun dedaunan di sepanjang Jalan Walikota Mustajab, Kota Surabaya. Sehingga dapat dikatakan Hariyadi adalah orang yang cinta kebersihan maupun peduli lingkungan, meski alasannya adalah tuntutan pekerjaan.

Bekerja sebagai tukang sapu alias bersih-bersih jalanan dilakoni Hariyadi selama kurang lebih 20 tahun. Baginya, waktu yang berjalan selama ini seolah berlalu tanpa terasa sebab berjalan apa adanya. Meski belum diangkat sebagai pegawai honorer sebab statusnya masih dianggap sebagai pengabdian, hal itu tak menyurutkan Hariyadi untuk peduli terhadap lingkungan dengan bekerja membersihkan kotoran yang ada di jalanan.

Pria beranak tiga itu menuturkan jika dia merasa pasrah dengan nasibnya yang belum juga diangkat sebagai pegawai honorer di lingkungan kerja Pemkot Surabaya. Hal itu karena dia merasa sadar diri, sebab dengan berbekal lulusan SD, maka sangat sulit jika status pekerjaannya bisa meningkat.

“Saya sadar diri dan tak berharap banyak status saya meningkat, karena saya cuma lulusan SD. Lagian sekarang keadaan tambah sulit untuk diangkat jadi pegawai honorer. Sehingga tak ada dalam bayangan saya menjadi PNS,” akunya.

Ketika ditanya apakah gajinya cukup dengan dia bekerja sebagai tukang bersih jalanan, Hariyadi menjawab bahwa hal itu relatif. Karena bisa dibilang cukup dan bisa juga dibilang tidak cukup. Tergantung bagaimana menyikapinya, karena tidak punya pilihan bekerja lagi sehingga semuanya dijalani dengan penuh kenikmatan.

“Saya buat enak saja bekerja sebagai tukang sapu sebab gaji tidak pernah telat. Sehingga setiap dua minggu sekali saya bisa langsung mengambilnya sendiri. Karena itu, saya merasa cukup saja dengan pendapatan yang selalu tepat waktu,” ungkap Hariyadi.

Pengabdian 20 tahun sebagai pegawai kebersihan yang bertugas membersihkan semua kotoran di jalanan membuat Hariyadi menjadi orang yang peduli dengan kebersihan lingkungan. Karena memang dirinya tidak mengenal waktu libur dan harus terus menyapu di jalanan yang areanya termasuk cukup luas itu.

“Saya bekerja setiap hari karena bayaran yang saya terima dihitung perhari. Di samping itu juga saya anggap pengabdian saja untuk dapat membersihkan lingkungan jalanan,” urainya.

Namun, bukan berarti masa depan pekerjaan yang digelutinya cukup baik. Karena kabar terbaru yang diterimanya menyebut jika pada bulan Februari 2010, dirinya bersama rekan kerja sebagai tukang sapu akan diswastakan. Maksudnya, semua pekerja tak lagi terikat secara langsung di bawah Dinas Kebersihan Kota Surabaya, namun akan dilimpahkan kepada pihak swasta.

“Saya agak khawatir jika kabar itu ternyata benar. Karena kabarnya, nanti gaji yang akan saya terima tidak akan tepat waktu dan belum tentu kondisinya enak di bawah swasta,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar